Definisi
Beban akhir (afterload) adalah besarnya tegangan yang harus dihasilkan oleh
ventrikel selama fase sistole agar mampu membuka katup semilunaris dan memompa
darah keluar.
Pengaturan afterload
Pengaturan volume darah
yang dikeluarkan oleh ventrikel per detik atau yang dikenal dengan istilah
“curah sekuncup” tergantung dari tiga
variabel dibawah ini yaitu
·
Beban awal
(preload)
·
Kontraktilitas
·
Beban akhir
(afterload)
Pengaturan afterload terutama merupakan fungsi
dari tekanan intraventrikuler, ukuran atau radius intraventrikuler dan
ketebalan dinding ventrikel. Hubungan antra ketegangan dinding, tekanan, radius
dan ketebalan dinding dinyatakan dengan persamaan laplace yang telah
disederhanakan:
|
Tebal dinding ventrikel
Persamaan laplace menunjukkan adanya hubungan langsung antara tekanan intraventrikuler, ukuran ventrikel, dan besar tegangan ventrikel yang harus dibangkitkan untuk memompa darah selama fase sistole. Peningkatan tekanan intraventrikuler atau ukuran intraventrikuler meningkatkan pula tegangan yang harus ditimbulkan oleh ventrikel untuk memompa darah. Misalnya, peningkatan tekanan arteria meningkatkan resistensi terhadap ejeksi ventrikel, karena itu diperlukan peningkatan tekanan intraventrikuler dan tegangan dinding untuk mengatasi resistensi tersebut
Serupa dengan itu,
peningkatan radius atau ukuran ventrikel menyebabkan ventrikel harus mengusahakan
lebih banyak tegangsn selama fase sitole
unmtuk membangkitkan tekanan tertentu dan memompa darah. Dengan kata lain
sebuah ventrikel yang mengalami dilatasi harus membangkitkan tegangan yang
lebih besar dibandingkan dengan ventrikel normal untuk menghasilkan tekanan
sistolik yang sama besar.
Dengan demikian,
peningkatan afterload dapat dihasilkan dengan meningkatkan tekanan arteria atau
dengan dilatasi ventrikel. Sebaliknya peningkatan afterload yang berlebihan
akan berpengaruh pada pengosongan ventrikel, mengurangi curah sekuncup dan
akibatnya curah jantung juga menurun
Menurut persamaan laplace,
peningkatan tebal dinding atau hipertropi miokardium akan menurunkan tegangan
dinding atau afterload. Dengan kata lain dengan terjadinya hipertropi ventrikel
maka tegangan dinding yang harus ditimbulkan untuk membangkitkan tekanan dan
pemompaan darah secara proporsional juga akan berkurang disebabkan oleh adanya
peningkatan massa otot jantung
Obat yang mempengaruhi afterload
Kebanyakan penderita gagal
jantung memeperlihatkan gangguan fungsi sitolik sehingga terapi obat
dimaksudkan untuk menghilangkan gejala bendungan sirkulasi dengan :
·
memperbaiki
kontraktilitas miokardium
·
mengurangi
beban pengisian ventrikel (preload= beban hulu)
·
menurun kan
tahanan perifer (afterload=beban hilir)
Oabt yang berperan dalam mengurangi beban hilir
adalah obat-obatan golongan vasodilator dimana berperan mengurangi
vasokontriksi berlebihan yang mengakibatkan beban kerja jantung bertambah
karena resistensi perifer yang meningkat,.
Vasodilator berperan penting dalam mengatasi gagal
jantung lebih-lebih yang berhubungan dengan hipertensi, penyakit jantung
iskemik, insufisiensi mitral atau aorta dan kardiopati yang menyebabkan
bendungan.Efeknya relatif berbeda tergantung dari pembuluh mana yang
dipengaruhinya, arteriol (pembuluh resisten) atau venula (pembuluh penampung).
Areteriodilator terutama
mengurangi beban tahan pada aorta sehingga isi sekuncup lebih banyak sedangkan
venodilator menyebabkan berkurangnya tekanan pengisian ventrikel kiri sehingga
daya tampungnya saat diastol membaik. Ini pula menyebabkan hilangnya gejala
bendungan paru
Pemilihan vasodilator
untuk penderita gagal jantung dilakukan berdasarkan gejala gagal jantung dan
parameter hemodinamik yang ada. Pada penderita yang tekanan pengisiannya
(filling presure) tinggi sehingga sesak nafas merupakan gejala yang menonjol,
venodilator akan membantu mengurangi gejala. Sebaliknya penderita dengan curah
jantung yang rendah akan ditandai dengan kelelahan umum (fatique) akan
tertolong dengan arteriodilator. Tetapi pada penderita gagal jantung kronis
yang kurang responsif terhadap pengobatan biasanya kedua faktor diatas berperan
sehingga diperlukan vasodilator yang sekaligus bekerja pada arteriol dan vena.
Contoh obat yang berfungsi
sebagai arteriodilator adalah hidralazin, fentolamin. Sedangkan sebagai
venodilator adalah nitrat organik dan yang bekerja seimbang sebagai dilator
arteri dan vena adalah pembahambat ACE (seperti kaptopril, enalapril, dan
lisinopril), -bloker serta
Na-nitroprusid.
Sumber:
Ganiswarna, et al. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta:
Bagian Farmakologi FKUI
Price and Wilson. 1994. Patofisiologi; Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar